BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam mempelajari ilmu Bahasa Arab, ada
beberapa hal yang penting untuk dipelajari dan salah satunya adalah Ilmu Nahwu
yang biasanya digunakan untuk mentarkib bahasa Arab. Oleh karena itu kami
menyusun makalah ini tentang ilmu nahwu yang lebih menjurus pada bab Tanda-tanda
I’rob Jazm.
Tanda-tanda
I’rob jazm hanya bisa memasuki pada I’rob Fi’il, karena dalam I’rob Isim tidak
menerima I’rob Jazm. Dengan kata lain, I’rob Isim tidak bisa dimasuki Amil yang Men- Jazm –kan.
I’rob
Jazm bisa men-Jazm-kan Fi’il Mudhori’ Dua yaitu Fi’il Mudhori’ Shohih Akhir dan
Fi’il Mudhori’ Mu’tal Akhir dan Fi’il-fi’il yang di Rafa’kan nya dengan Nun tetap (Af’alul Khomsah).
1.2. Tujuan
Tujuan
penyusun membuat makalah ini adalah untuk mempelajari ilmu Nahwu yang lebih
khususnya yaitu tentang Tanda-tanda I’rob Jazm dan memenuhi tugas Mata Kuliah
Bahasa Arab.
1.3. Rumusan Masalah
1.
Ada
berapa tanda-tanda I’rob Jazm?
2.
Dimana
sajakah yang dapat dimasuki tanda-tanda I’rob Jazm?
3.
Mengapa
I’rob Jazm hanya bisa masuk pada Kalimat Fi’il?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Tanda
I’rob Jazm
وللجزم علامتان السكون والحذف
I’rob Jazm mempunyai dua alamat
yaitu, sukun dan membuang.
Maksudnya:
I’rob Jazm itu mempunyai dua tanda yaitu, Sukun yang menjadi tanda pokok
dan Membuang (Menghilangkan) NUN pada Af’alul Khomsah dan Huruf
Illat pada Fi’il Mudhori’ Mu’tal Akhir.
Contoh:
1. Sukun yang menjadi tanda pokok pada Fi’il Mudhori’ Shohih Akhir :
لم ينصر , لم يضرب , لينفق , إن
تزر.
2.
Membuang
(Menghilangkan) NUN pada Af’alul Khomsah :
يفعلان = لم
يفعلا , تفعلان = إن تفعلا , يفعلون = ليفعلوا , تفعلون = لتفعلوا ,
تفعلين = لم
تفعلي
3.
Membuang
(Menghilangkan) Huruf Illat pada Fi’il Mudhori’ Mu’tal Akhir:
لم يرمي = لم يرم , لم يغزو = لم يغز , لم يخشىى = لم يخش
Dalam Nadhim Al ‘Imrithy :
والجزم فى الافعال بالسكون * او خذ ف حرف علة او نون
I’rob Jazm
|
> SUKUN
|
لم يعلم
إن تشرك
|
> MEMBUANG |
a. Huruf ‘Illat
لم يرم
إن يخش
|
b. Nun Rafa’
لم يفعلا
إن تفعلا
|
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi
Wasalam adalah rasul yang diberi mu’jizat oleh Allah yang amat berguna bagi umat manusia, bahkan sampai saat ini mu’jizat tersebut menjadi tuntunan bagi seluruh umat, barang
siapa yang mengamalkan ajaran yang terkandung di dalamnya pasti akan selamat di
dunia maupun di akhirat dan barangsiapa yang melalaikan bahkan tidak mau memahaminya niscaya akan celaka,
mu’jizat itu tidak lain dan tidak bukan adalah Kitab Suci Al-Qur’an yang turun melalui perantara malaikat Jibril secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW, kejadian tersebut
dinamakan Nuzulul Qur’an.
Ayat-ayat Al Qur’an tidaklah diturunkan sekaligus secara keseluruhan,
tetapi secara berangsur-angsur sesuai dengan keperluan yang ada. Surat-surat
yang diturunkanya pun tidak sama jumlah panjang dan pendeknya, terkadang
diturunkan sekaligus secara penuh dan
terkadang sebagian saja.
Secara
etimologis, Nuzulul Qur’an, berasal dari
dua kata, yaitu nuzul dan Al Qur’an.
Pada dasarnya ”Nuzul” itu mempunyai arti turunnya suatu benda (materi) dari
tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Akan tetapi “Nuzulul Qur’an”
tidak diartikan secara tekstual.
Allah
menurunkan Al Quran kepada Rasulullah melalui
3 tahap :
1.
Al-Quran diturunkan oleh Allah secara sekaligus ke Lauh Mahfudz.
2.
Al-Quran diturunkan dari Lauh Mahfudz ke Bait
al-Izzah
3.
Al-Quran diturunkan dari langit ke dunia kepada Nabi Muhammad melalui perantaraan malaikat Jibril AS.
Setiap tahun umat Muslim di seluruh dunia baik di perkotaan maupun di pedesaan setiap bulan Ramadhan selalu melaksanakan peringatan Nuzulul Quran, yaitu memperingati atas turunnya Al-Quran
yang jatuh pada tanggal 17 Ramadhan
(bulan Februari 601) tiga belas tahun sebelum tarikh hijriyah dimulai. Al Quran terdiri dari 30 Juz, 114 Surat, 6666 ayat, 77.439
kata, 323.015 huruf.
Dengan demikian kejayaan Islam yang bersumber dari Al-Quran yang
kemudian melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan selanjutnya membentuk sebuah peradaban modern religius yang dapat diraih kembali sebagaimana telah diraih oleh
para pendahulu kita sesuai dengan catatan sejarah yang tidak dapat dipungkiri
oleh siapapun juga.
3.2. Penutup
Demikianlah makalah ini kami buat, kami
menyadari bahwa didalam makalah ini masih banyak kesalahan dalam penulisan
maupun dalam penyampaiannya. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan guna perbaikan makalah kami dikemudian hari. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua dan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http ://www.google.nuzulul
qur,an.com/
©2008 Kementerian Agama Republik Indonesia Pusat Informasi
Keagamaan dan Kehumasan (http://riau1.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=310)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar