Minggu, 09 Februari 2014

MAKALAH I'ROB JAZM



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang

            Dalam mempelajari ilmu Bahasa Arab, ada beberapa hal yang penting untuk dipelajari dan salah satunya adalah Ilmu Nahwu yang biasanya digunakan untuk mentarkib bahasa Arab. Oleh karena itu kami menyusun makalah ini tentang ilmu nahwu yang lebih menjurus pada bab Tanda-tanda I’rob Jazm.
            Tanda-tanda I’rob jazm hanya bisa memasuki pada I’rob Fi’il, karena dalam I’rob Isim tidak menerima I’rob Jazm. Dengan kata lain, I’rob Isim tidak bisa dimasuki Amil yang Men- Jazm –kan.
            I’rob Jazm bisa men-Jazm-kan Fi’il Mudhori’ Dua yaitu Fi’il Mudhori’ Shohih Akhir dan Fi’il Mudhori’ Mu’tal Akhir dan Fi’il-fi’il yang di Rafa’kan nya dengan  Nun tetap (Af’alul Khomsah).

1.2.  Tujuan

Tujuan penyusun membuat makalah ini adalah untuk mempelajari ilmu Nahwu yang lebih khususnya yaitu tentang Tanda-tanda I’rob Jazm dan memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Arab.

1.3.  Rumusan Masalah

1.      Ada berapa tanda-tanda I’rob Jazm?
2.      Dimana sajakah yang dapat dimasuki tanda-tanda I’rob Jazm?
3.      Mengapa I’rob Jazm hanya bisa masuk pada Kalimat Fi’il?





BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Tanda I’rob Jazm
وللجزم علامتان السكون والحذف
            I’rob Jazm mempunyai dua alamat yaitu, sukun dan membuang.

Maksudnya: I’rob Jazm itu mempunyai dua tanda yaitu, Sukun yang menjadi tanda pokok dan Membuang (Menghilangkan) NUN pada Af’alul Khomsah dan Huruf Illat pada Fi’il Mudhori’ Mu’tal Akhir.
Contoh:
1.      Sukun yang menjadi tanda pokok pada Fi’il Mudhori’ Shohih Akhir :
لم ينصر , لم يضرب , لينفق , إن تزر.
2.      Membuang (Menghilangkan) NUN pada Af’alul Khomsah :
يفعلان = لم يفعلا , تفعلان = إن تفعلا , يفعلون = ليفعلوا , تفعلون = لتفعلوا ,
 تفعلين = لم تفعلي
3.      Membuang (Menghilangkan) Huruf Illat pada Fi’il Mudhori’ Mu’tal Akhir:
لم يرمي = لم يرم , لم يغزو = لم يغز , لم يخشىى = لم يخش
Dalam Nadhim Al ‘Imrithy :
والجزم فى الافعال بالسكون * او خذ ف حرف علة او نون
I’rob Jazm
            I’rob Jazm pada fi’il-fi’il itu dengan memakai sukun, atau membuang huruf ‘illat, atau membuang Nun (tanda Rafa’) pada Af’alul Khomsah.
           
> SUKUN
لم يعلم
إن تشرك


> MEMBUANG

a. Huruf ‘Illat
لم يرم
إن يخش

b. Nun Rafa’
لم يفعلا
إن تفعلا
 






BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasalam adalah rasul yang diberi mu’jizat oleh Allah yang amat berguna bagi umat manusia, bahkan sampai saat ini mu’jizat tersebut menjadi tuntunan bagi seluruh umat, barang siapa yang mengamalkan ajaran yang terkandung di dalamnya pasti akan selamat di dunia maupun di akhirat dan barangsiapa yang melalaikan bahkan  tidak mau memahaminya niscaya akan celaka, mu’jizat itu tidak lain dan tidak bukan adalah Kitab Suci Al-Qur’an yang turun melalui perantara malaikat Jibril secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW, kejadian tersebut dinamakan Nuzulul Qur’an.
Ayat-ayat Al Qur’an tidaklah diturunkan sekaligus secara keseluruhan, tetapi secara berangsur-angsur sesuai dengan keperluan yang ada. Surat-surat yang diturunkanya pun tidak sama jumlah panjang dan pendeknya, terkadang diturunkan sekaligus secara penuh dan terkadang sebagian saja.
Secara etimologis, Nuzulul Qur’an, berasal dari dua kata, yaitu nuzul dan Al Qur’an. Pada dasarnya ”Nuzul” itu mempunyai arti turunnya suatu benda (materi) dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Akan tetapi “Nuzulul Qur’an” tidak diartikan secara tekstual.
Allah menurunkan Al Quran kepada Rasulullah melalui 3 tahap :
1.      Al-Quran diturunkan oleh Allah secara sekaligus ke Lauh Mahfudz.
2.      Al-Quran diturunkan dari Lauh Mahfudz ke Bait al-Izzah
3.      Al-Quran diturunkan dari langit ke dunia kepada Nabi Muhammad melalui perantaraan malaikat Jibril AS.
Setiap tahun umat Muslim di seluruh dunia baik di perkotaan maupun di pedesaan setiap bulan Ramadhan selalu melaksanakan peringatan Nuzulul Quran,  yaitu memperingati atas turunnya Al-Quran yang jatuh pada tanggal 17 Ramadhan (bulan Februari 601) tiga belas tahun sebelum tarikh hijriyah dimulai. Al Quran terdiri dari 30 Juz, 114 Surat, 6666 ayat, 77.439 kata, 323.015 huruf.
Dengan demikian kejayaan Islam yang bersumber dari Al-Quran yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan selanjutnya membentuk sebuah peradaban modern religius yang dapat diraih kembali sebagaimana telah diraih oleh para pendahulu kita sesuai dengan catatan sejarah yang tidak dapat dipungkiri oleh siapapun juga.

3.2.  Penutup
Demikianlah makalah ini kami buat, kami menyadari bahwa didalam makalah ini masih banyak kesalahan dalam penulisan maupun dalam penyampaiannya. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan makalah kami dikemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan pembaca.




















DAFTAR PUSTAKA


http ://www.google.nuzulul qur,an.com/
©2008 Kementerian Agama Republik Indonesia Pusat Informasi Keagamaan dan Kehumasan (http://riau1.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=310)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar